Kamis, 17 Juni 2010

Latar Belakang
Walau KMB telah lama berlalu, namun Belanda tetap tidak
bersedia mengembalikan Irian Barat kepada Indonesia. Upaya
Indonesia selama 10 tahun mengajukan penyelesaian damai melalui
mediasi PBB, selalu gagal. Begitu juga upaya konfrontatitf dengan
menasionalisir seluruh perusahaan Belanda di Indonesia, juga tidak
berbuah hasil. Belanda justru memperkuat Angkatan perangnya di Irian
Barat dengan mengirimkan kapal perang, kapal selam dan kapal
perusak. Akibatnya pada tanggal 17 Agustus 1960 pemerintah RI
memutuskan hubungan diplomatik dengan kerajaan Belanda.

Belanda kemudian bereaksi dengan mengadakan persiapan-persiapan
untuk membentuk sebuah "Negara Papua", yang berarti melepaskan Irian
dari Indonesia untuk selama-lamanya. Menyikapi tindakan pengingkaran
Belanda terhadap persetujuan KMB yang notabene pengingkaran terhadap
kedaulatan RI terhadap wilayah Irian, maka pada tanggal 19 Desember
1961 Presiden Soekarno mengomando-kan "Tri Komando Rakyat"
(TRIKORA), yaitu :
1) Gagalkan pembentukan negara Boneka Papua buatan Belanda
kolonial.
2) Kibarkan Merah Putih di Irian Barat, sebagai tanah air
Indonesia.
3) Persiapkan untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan
dan kesatuan tanah air dan bangsa.

Satgas Komando Mandala
Setelah Trikora dikomandokan di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember
1961, Presiden Soekarno kemudian mengeluarkan Keputusan No. I/1962,
tanggal 2 Januari 1962, yang isinya pembentukan Komando Mandala
untuk membebaskan Irian Barat yang mempunyai wilayah meliputi :
a. KODAM XIII/Merdeka,
b. KODAM XIV/Hasanuddin,
c. KODAM XV/Pattimura,
d. KODAMAR VI/Udayana,
e. KORUD II dan KORUD IV.
f. Pusat Komando Mandala ada di Makasar, Sulsel.

Berdasarkan konsepsi bahwa daerah Mandala adalah kawasan perang,
maka Panglima kawasan merangkap sebagai Panglima Komponen, yang
kekuasaannya membentang dari 115 derajat BT sampai 141 derajat BT.
Komponen utama Komando Mandala adalah:
a. Angkatan Darat Mandala (ADLA).
b. Angkatan Laut Mandala (ALLA).
c. Angkatan Udara Mandala (AULA).
d. Komando Pertahanan Udara Gabungan Mandala (Kohanudgab).
Kepolisian pada saat Komando Mandala dibentuk belum termasuk
Angkatan Bersenjata. Kepolisian di dalam operasional
dibawahperintahkan (B/P) pada ADLA. Kemudian dijadikan komponen
perkuatan secara nyata.

Susunan Komando Mandala sebagai berikut:
a. Panglima Mandala : Mayor Jenderal Soeharto.
b. Wakil Panglima I : Komodor Laut Soebono.
c. Wakil Panglima II : Komodor Udara Leo Wattimena.
d. Kepala Staf Umum : Kolonel Achmad Tahir.

Gabungan Kepala Staf Angkatan Perang menyarankan pada pemerintah
tiga cara operasi militer untuk membebaskan Irian Barat, yang
dikenal sebagai Operasi B-1, B-2, dan B-3.

Perencanaan Operasi Militer
a. Operasi B-1 (Operasi Militer).
Suatu operasi merebut dan mempertahankan seluruh Irian Barat dalam
waktu sesingkat-singkatnya dengan tujuan untuk memperoleh kekuasaan
de facto atas seluruh Irian Barat. Untuk mendukung operasi ini
diperlukan 2 divisi infanteri, dengan transportasi yang cukup,
fasilitas pangkalan yang cukup dan kuat. Untuk mendapatkan
keunggulan di udara dan lautan diperlukan AL dan AU yang baik yang
dapat menggempur kekuatan musuh, mengawal dan melindungi pasukan
sendiri maupun pengangkutan pasukan (personil) dan perbekalan dari
belakang ke depan dan sebaliknya. Sedang kemampuan untuk
melaksanakan operasi itu baru dapat dilaksanakan pada tahun 1963,
sebab kesiapan Angkatan (AD, AL, AU) belum mendukung. Di samping itu
sebagian besar anggaran belanja negara harus dikerahkan dalam
kegiatan ini, yang berarti pembangunan negara terdesak.

b. Operasi B-2.
Operasi ini akan merebut dan mempertahankan suatu bagian di Irian
Barat dengan tujuan menimbulkan suasana politik yang menguntungkan
kita, serta mendapatkan basis lebih depan untuk merebut seluruh
wilayah Irian Barat. Dalam operasi ini diperlukan kekuatan 1 divisi
infanteri lengkap dengan bantuan tempur, bantuan administrasi yang
mampu menyerang dan mempertahankan sasaran terbatas dalam jangka
waktu satu tahun, dan harus ada keunggulan di laut maupun udara.
Pelaksanaan Operasi B-2 ini jika dilaksanakan pada akhir tahun 1962
tidak terjamin hasilnya sebab persenjataan dan personel AD, AL, dan
AU belum siap.

Operasi B-2 mempunyai keuntungan dan kelemahan. Keuntungannya,
apabila operasi itu berhasil, TNI akan mendapatkan kekuasaan de
facto atas wilayah Irian Barat yang digunakan sebagai basis yang
lebih ke depan. Sedangkan kelemahannya, musuh masih memiliki
kesempatan memperkuat diri. Musuh dapat menghantam komunikasi antara
kepulauan RI, semua kegiatan pembangunan jangka panjang terhenti
karena ancaman musuh dan akan menambah anggaran belanja negara.

c. Operasi B-3.
Operasi ini mempunyai sasaran merebut dan mempertahankan seluruh
wilayah Irian Barat dengan sasaran terbatas (limited objective). Ke
dalam wilayah Irian Barat didaratkan pasukan dengan taktik
infiltrasi. Untuk melaksanakan operasi ini, kebutuhan yang
diperlukan sama seperti Operasi B-1 dan B-2, hanya dikurangi bantuan
taktis dan bantuan administrasi. Sedang kekuatan darat yang
diperlukan sama seperti Operasi B-1 dan B-2, hanya dikurangi bantuan
taktis dan bantuan administrasi. Kekuatan darat yang diperlukan
adalah 3 brigade infanteri ditambah 2500 personil komando oleh AL
dan AU untuk mendaratkan pasukan atau penerjunan ke daerah musuh
beserta bantuan logistiknya. Keuntungan operasi ini antara lain,
waktu mempersiapkannya tidak begitu lama. Kerugiannya, sulit
dikendalikan, dan sulit menilai kemenangan yang dicapai. Di samping
itu, Belanda akan membalas dengan serangan terbuka, sedang untuk
menghadapi perang terbuka kita belum siap. Serangan terbuka akan
membawa dampak terhambatnya pembangunan.

Tiga cara operasi militer dalam rangka pembebasan Irian Barat ini
dibahas oleh Gabungan Kepala Staf Angkatan Perang. Kesimpulan yang
diambil ialah:
a. Sampai tahun 1962 tidak dapat dilaksanakan tiga cara operasi
tersebut, dan tidak dapat diharapkan berhasil sebab kemampuan ABRI
belum mendukung. AD akhir tahun 1962 baru siap dengan Operasi B-2,
kemampuan AL dan AU pada akhir 1962 baru sampai 60% dan 74% dari
kekuatan yang diperlukan untuk Operasi B-2.
b. Operasi B-3 jika dilaksanakan sangat riskan, sebab kerugian
tidak seimbang dengan keuntungan. Meskipun demikian GKS menilai cara
yang terbaik untuk operasi militer Pembebasan Irian Barat adalah
dengan cara B-1 tetapi pelaksanaannya baru dapat dilaksanakan pada
akhir tahun 1963 kalamana semua persenjataan dari Rusia sudah
datang. Untuk itu disarankan kepada pemerintah agar memilih Operasi
B-1 sebagai cara untuk melaksanakan Pembebasan Irian Barat. Sambil
menunggu Operasi B-1 yang diperkirakan dapat dilaksanakan pada
permulaan tahun 1963 dan membuat kondisi yang menguntungkan, maka
disarankan juga agar kegiatan usaha infiltrasi ("A") lebih
diperhebat.

Perkembangan Akhir

****Operasi yang direncanakan sangat serius ini kemudian sengaja
dibocorkan ke pihak Belanda yang merupakan operasi intelijen bagian
dari strategi penangkalan. Strategi penangkalan ini diperkuat
dengan kondisi politik nasional dan internasional saat Itu yaitu.
a. Semangat nasionalisme sangat tinggi saat itu. Kesadaran bela
negara muncul dimana mana adalah implementasi doktrin Sishankamrata
yang dihayati mendalam. Demo anti Belanda muncul di seluruh tanah
air, dan seluruh partai politik dan media massa mendukung operasi
pembebasan Irian Barat ini. Ketika pendaftaran untuk menjadi pioner
sukarelawan pembebasan Irian Barat, dibuka rakyat berbondong-bondong
mendaftarkan diri.
b. Pertempuran laut Arafuru yang mengakibatkan tenggelamnya KRI
Macam Tutul dan gugurnya Komodor laut Jos Sudarso membekas begitu
dalam. Bukannya menyurutkan semangat pertempuran, malah sebaliknya
menambah keyakinan sukwan untuk menjadi martir. Dan tenggelamnya KRI
Macan Tutul ini juga menjadi faktor penekan bagi Belanda di
panggung politik internasional, dan sekaligus menjadi alasan bagi
penguasa Uni Sovyet meminta persetujuan parlemennya dan forum
internasional tentang penjualan senjata, kapal perang dan pesawat
tempur secara besar besaran kepada Indonesia dengan argumentasi
membantu pihak yang tertindas.

Tekat yang begitu besar untuk tidak mundur selangkahpun, dan
datangnya persenjataan yang canggih dari Rusia dan Yugoslavia,
ditambah ditariknya dukungan Amerika (John F Kennedy) terhadap
Belanda, serta dibarengi gencarnya perang politik di forum
internasional akhirnya membuat Belanda terpaksa menyerahkan Irian
Barat ketangan PBB yang selanjutnya dengan referendum menjadi bagian
resmi NKRI.

****Namun dibalik semua ini tersirat teori konspirasi menarik. Teori
ini mengatakan Sukarno walau berhasil mengembalikan Irian Barat
dengan strategi berpaling ke Timur (Rusia) nya, namun harus dibayar
mahal dengan tahtanya. Dia jatuh. Hal ini terjadi karena Prince
Bernhard (Belanda) yang sakit hati kehilangan mutiara timurnya,
kemudian membentuk secret society di Bilderberg yang selanjutnya
terkenal dengan sebutan Bilderberger yang merupakan bagian dari
secret society Fremasonry. Freemasonry ini jugalah yang kemudian
digossipkan membunuh John F Kennedy melalui tangan Oswald Lee.

Kemudian secret society Freemasonry ini jugalah yang menjatuhkan
Sukarno melalui agen agen nya dengan mendukung Soeharto. Dan teori
konspirasi pun mengatakan bahwa kejatuhan Soekarno adalah dilatar
belakangi adanya kandungan tembaga, emas dan uranium di Timika. Jika
Soekarno terus berkuasa Abrominovic lah yang menambang di Timika,
bukan Freeport Mc Moran. Seandainya saja Soekarno tidak kukuh
menuntut Irian Barat kembali ke tangan Indonesia dengan berpaling ke
Timur,dan John F Kennedy tidak latah membantu proses itu atas nama
idealisme (dia bukan anggota Freemasonry), mungkin mereka langgeng
kuasa dan mati bahagia.

Pesan moral yang dapat dipetik dari dongeng ini adalah---, jika
seorang pemimpin negara ingin berkuasa lama, dia kudu nurut, jangan
embalelo, jangan macam macam sama kepentingan secret society ini.
Ikuti saja kemauan mereka. Cerdaslah secara emosional dan spiritual.
Tirulah cara Qadafi, jangan Saddam Hussein. Kecuali dia punya
nuclear detterrent. Eyang Soeharto jatuh bukan karena dia koruptor,
diktator, ataupun yang kotor kotor lainnya, melainkan karena Eyang
mulai berani bilang tidak pada secret society ini. Sehingga untuk
semua ketidak adilan dunia yang terjadi kita jangan main
generalisasi benci Amerika, anti Jahudi atau tekan Cina seenaknya.
Tidak perlu anti Islam, anti Kristen atau Jehova. Tidak ada yang
salah dengan agama samawi ini. Rakyat Amerika, Cina dan Jehuda juga
tidak salah karena kebanyakan mereka justru tidak mengerti permainan
pecah belah ini. It's a big game. Its One World Game. Its One World
Order. Its One World Government. Governance by invisible hand, "the
one worl hand".